AGAMAISLAM XI. menyantuni kaum duafa . Ayat-ayat Al-Quran Tentang Menyantuni kaum dhuafa . A. Surah Al Isra 26-27. Dalam upaya menanamkan kepekaan untuk saling tolong-menolong tersebut, kita dapat membiasakan diri dengan menginfakkan atau memberikan sebagian rezeki yang kita peroleh meskipun sedikit. 18BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKehidupan masyarakat kita belakangan ini memang sering kalimelupakan akan kehidupan saudara-saudara kita yang hidup dalam serbaketerbatasan. Katanya kehidupan bangsa ini semakin maju dan sejahteradalam bidang ekonomi. Dimana-mana ada pembangunan berbagai macamperumahan modern dan mal-mal berdiri dengan megahnya. Tetapi kitajuga tidak bisa memungkiri pula disamping lingkungan masyarakat kitasendiri masih banyak yang serba kamu orang yang mendustakan agama ? itulah orang yangmenghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan QS. 107 1-3.Kemiskinan yang mendera masyarakat selama ini memunculkanbanyak kaum dhuafa kaum lemah dan kaum mustadhafin kaumtertindas, seperti kaum miskin, fakir, perempuan, orang yang terlilithutang, dan anak yatim. Saat ini sangat banyak kejadian dalam kehidupanmasyarakat yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita. Akibatkrisis ekonomi yang berkepanjangan, yang belum ada ujungnya. AyatAllah SWT diatas mengancam kita yang tidak memperhatikan kehidupankaum dhuafa Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas dapatdipaparkan rumusan masalah sebagai berikut 1. Apa pengertian kaum dhuafa ?2. Bagaimana kehidupan kaum dhuafa ?3. Apakah mereka menjalankan perintah Allah ? YayasanIkhlasul Amal Umat hadir ke tengah-tengah masyarakat untuk ikut serta dalam memperjuangkan peningkatan martabat bangsa, pengembangan intelektualitas generasi penerus bangsa, serta menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan yang adil dan beradab, serta mengedepankan nilai
0% found this document useful 0 votes535 views8 pagesDescriptionmembahas masalah kaum dhuafa dan opini pemberdayaanyaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes535 views8 pagesMakalah Kaum DhuafaDescriptionmembahas masalah kaum dhuafa dan opini pemberdayaanyaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Bahkandalam agama Islam kegiatan menyantuni anak yatim merupakan suatu kegiatan yang benar-benar sangat dianjurkan bahkan bagi orang-orang yang memberikan santunan untuk anak yatim akan mendapatkan tempat tersendiri di dalam surga nantinya. Lantunan ayat suci safari ramadhan 2017 santunan anak yatim dan dhuafa beserta pengajian 26 Mar, 2017 Pengertian dan Contoh Surat Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa - Indonesia sebenarnya negeri yang yang sangat kaya akan sumber daya alam. Namun sayangnya, negeri yang mayoritas wagranya adalah kaum muslim ini identik dengan kemiskinan. Padahal Islam merupakan agama yang memiliki perhatian besar pada urusan pemberantasan kemiskinan. Bahkan Islam mengganggap kemiskinan sebagai slah satu ancaman terbesar bagi keimanan. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah. وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا Artinya Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Surat ini disebut juga Bani Israil, artinya keturunan Israil. Disebut demikian karena Allah menyebutkan tentang kisah Bani Israil. Ia pernah menjadi bangsa yang kuat dan besar. Tetapi, karena sikap durhakanya kepada Allah mengubahnya menjadi bangsa yang hina. Dua kisah ini memeberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan seperti halnya Bani Israil. Seorang muslim yang baik harus menjadikan ayat ini sebagai sumber inspirasi dan pedoman hidup yang praktis. Ada tiga poin pelajaran yang harus diambil, dan menjadi pembimbing hidup manusia. Semangat memberi harus ditumbuhkan Sikap israf berlebih-lebihan atau melampui batas dan tabzir pemborosan harus dihikangkan dari diri seseorang muslim yang baik Orang yang hidup dengan berlebih-lebihan adalah saudara setan Dengan tidak bergaya hidup boros, maka kita bisa mengasah jiwa sosial kita kepada sesama. Ketika kita mendapatkan kelebihan rejeki, kita akan peduli kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung secara ekonomi. Wujud kepudulian itu di antaranya dengan tidak membiarkan mereka larut dalam konsidi kemiskinan. Dari perspektif ini maka upaya awal yang paling efektif untuk mewujudkan kesalehan social pada diri seoranng muslim. Salah satu indicator keberhasilan diri seorang muslim adalah kian berkurangnya jumlah orang-orang miskin disekitar kita. Meringankan kaum dhuafa Ajaran Islam dengan tegas menjelaskan bahwa mereka yang diberi karunia Allah berupa harta lantas tidak mau peduli kepada nasib orang-orang miskin dan anak yatim, maka dikatagotikan sebagai orang yang tidak baik. Bahkan dalam salah satu ayat disebutkan kalau orang semacam ini tergolong orang yang telah mendustakan agama. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS, Al-Mu’un 1-7 Dalam ayat lain, Allah juga menjelasakan bahwa salah satu tolak ukur kebaikan seseorang bukan saja kekhusukanya dalam beribadah ritual yang disimbolkan dengan menghadap arah mata angin tertentu, namun dapat dilihat juga dari keimanan dan kesalehan ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah QS. Al-Baqarah 177لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ laysa albirra an tuwalluu wujuuhakum qibala almasyriqi waalmaghribi walaakinna albirra man aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri waalmalaa-ikati waalkitaabi waalnnabiyyiina waaataa almaala alaa hubbihi dzawii alqurbaa waalyataamaa waalmasaakiina waibna alssabiili waalssaa-iliina wafii alrriqaabi wa-aqaama alshshalaata waaataa alzzakaata waalmuufuuna bi’ahdihim idzaa aahaduu waalshshaabiriina fii alba/saa-i waaldhdharraa-i wahiina alba/si ulaa-ika alladziina shadaquu waulaa-ika humu almuttaquuna Artinya Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Dari penjelasan ayat di atas jelas bahwa kebajikan bukan hanya menghadap ke timur atau ke barat, karena arah tersebut hanya berfungsi untuk meningkatkan orang yang sedang menjalankan shalat untuk membantu konsentrasinya menghadap Allah. Tetapi sebelumnya kebajikan sesungguhnya adalah keimanan kita kepada Allah. Iman adalah dasar dari semua kebajikan. Dapat disimpulkan bahwa orang yang bertakwa adalah orang yang memadukan antara im,an dan amal saleh, yang memiliki hubungan yang kuat dengan Allah, memiliki kualitas jiwa yang tangguh, dan akhlak mulia. Penerapan Sikap dan Perilaku Penerapan terhadap QS. Al-Isra 26-27 dan Al-Baqarah 177 antara lain Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga Suka menabung dan tidak berlaku boros meskipun memiliki banyak harta Menjauli segala macam kegiatan yang sis-sis dan menghabiskan waktu percuma Suka bersedekah Mempelajari ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari Bersikap amanah Bersikap kritis dan melawan kesewenangan-wenangan serta berani menyampaikan kebenaran Suka menolong orang yang ditimpa musibah Menjadi orang tua asuh Membiasakan diri untuk selalu beribadah kepada Allah Nikita Dini Blogger, Internet Marketer, Web Designer
MenurutGinanjar, lembaga agama itu, yang kegiatannya bakal berlingkup internasional, dibentuk untuk menciptakan manusia Indonesia masa depan (Muis, 1994). Tidak kalah dengan usaha Sudwikatmono merangkul kaum intelektual melalui Yayasan Indocement dan Kiyai Lemah Duwur, Probosutedjo mengetuai dua yayasan pemilik dua universitas swasta,
KATA PENGANTAR Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul Menyantuni Kaum Dhuafa. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami aspek pendidikan agama islam terutama untuk perilaku terpuji. Dengan mempelajari isi dari makalah ini diharapkan generasi muda bangsa mampu menjadi islam yang sesungguhnya, saleh, beriman kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi masyarakat. Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini. Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan datang. Rebang Tangkas, Agustus 2016 Penyusun, DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kaum Dhuafa Perintah untuk Menyantuni Kaun Dhuafa Pengertian Menyantuni Penerapan Sikap dan Prilaku BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang hingga sekarang belum ada ujungnya. Banyak terdapat kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di kalangan atas. Dhuafa sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau mereka yang tertindas. Dalam hadist di terangkan, seorang bertanya kepada Nabi SAW, “Islam yang bagaimana yang baik ? “ Nabi SAW menjawab, “Membagi makanan kepada fakir miskin dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.” Dalam hadist yang lain juga dijelaskan bahwa perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh pusing maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. HR. Muslim. Dengan latar belakang tersebut kami disini menyunguhkan tentang bagaimana menanggapi masalah menyantuni kaum dhuafa. RUMUSAN MASALAH Apa pengertian kaum dhuafa ? Apakah saja dalil tentang menyantuni kaum dhuafa? Apakah yang dimaksud dengan menyantuni ? Apa saja contoh penerapan dan sikap perilaku dari ayat tersebut? TUJUAN Menjelaskan pengertian kaum dhuafa Mengetahui dalil dan perintah Allah untuk menyantuni kaum dhuafa Mengetahui pengertian menyantuni Mengetahui penerapan dan sikap perilaku dari ayat tersebut BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN KAUM DHUAFA Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Pengertian Kaum Dhuafa Dari segi ekonomi adalah mereka yang fakir dan miskin tertekan keadaan bukan malas. Dari segi Fisik adalah mereka yang kurang tenaga bukan karena malas. Dari segi Otak adalah mereka yang kurang cerdas bukan karena malas Dari segi Sikap adalah mereka yang terbelakanag bukan karena malas PERINTAH UNTUK MENYANTUNI KAUM DHUAFA Berikut adalah dalil tentang menyantuni kaum dhuafa yang terdapat dalam Al-Quran Surat Al Isra’ Ayat 26 & 27 Artinya 26 Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. 27 Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. Surat Al-Baqarah 177 177 bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. Kandungan Surat Al Isra’ ayat 26 dan 27 Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang, cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong. Allah memrintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu kepada kerabat, orang miskin, dan orang terlantar. Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sangat penurut kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak mengandung ketaatan. Surat Al-Baqarah ayat 177 Pada ayat ini yang dimaksud dengan kebaikan adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya. Memberikan bantuan kepada anak yatim. Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan. Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta. Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya. Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan. Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya. Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian. Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hukum Allah syariat islam seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh haram dilakukan. PENGERTIAN MENYANTUNI Maksud dari menyantuni kaum dhuafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk dhuafa, dan menurut para ulama menyantuni kaum dhuafa akan menyelamatkan diri kita dari api neraka. Untuk anak yatim, Islam memerintahkan kita untuk memeliharanya, memuliakannya dan menjaga hartanya sampai anak yatim tersebut dewasa, mandiri dan bisa mengurus hartanya sendiri. Untuk fakir miskin, kita harus menganjurkan orang untuk memberi makan. PENERAPAN SIKAP DAN PERILAKU Pencerminan terhadap Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan perilaku, antara lain sebagai berikut Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. BAB V PENUTUP KESIMPULAN Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Sebaiknya kita sebagai orang yang berkecukupan, harus lebih bersyukur dengan apa yang telah kita punya dengan selalu melihat orang-orang yang ada dibawah kita dalam hal sebagai orang yang berkecukupan, kita harus membantu dan membagi sedikit apa yang kita punya untuk meringankan beban mereka. DAFTAR PUSTAKA Terimakasih. Jawaban. Dalam bahasa Arab, kata yatim/yatimah berarti anak kecil yang kehilangan (ditinggal mati) ayahnya. [1] Begitu juga dalam istilah agama maknanya sama, tidak mengalami perubahan. [2] Batasannya adalah sampai dia dewasa (baligh), sebagaimana penjelasan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
100% found this document useful 1 vote2K views10 pagesDescriptionmenyantuni kaum duafaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote2K views10 pagesMenyantuni Kaum to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
MakalahAgama Islam Tentang Jihad Author - Unknown. Date - 07:01 Makalah Agama Islam. Makalah Agama Islam Tentang Jihad Dengan : Karya Anak Qidoel | File : Doc | Size : 48 kb. BAB 1. 1. LATAR BELAKANG apabila sebagian kaum Muslimin melaksanakannya, maka gugur (kewajiban) atas yang lainnya. 2. Hakikat jihad Uploaded byabcdsh 0% found this document useful 0 votes4K views3 pagesDescriptionagamaCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPT, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes4K views3 pagesPerilaku Menyantuni Kaum Dhuafa-AgamaUploaded byabcdsh DescriptionagamaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. . 163 471 232 364 166 7 326 347

makalah agama tentang menyantuni kaum dhuafa