Hidup Adalah Kesempatan Untuk Melayani Tuhan - Matius 20:1-16. Minggu, Lemah Putro, Februari 19, 2017. Pdm. Markus Budi Rahardjo. Shalom, Kita disebut orang berbahagia bila dapat beribadah di rumah Allah sebab banyak orang mencari kebahagiaan namun belum mendapatkannya.
Selain membiayai hidup kita, dengan uang yang kita peroleh, kita sungguh dapat melayani Tuhan. Ketika ada kegiatan rohani membangun gedung gereja, dan sebagainya, kita berdoa dan berharap dicukupkan uangnya. Kitapun mendata orang-orang yang bisa dan punya hati untuk memberi. Itu artinya kita sangat butuh harta dan uang dan selayaknyalah kita
Di satu sisi, pengertian ini tidak salah, namun belum sempurna. Pengertian yang kurang lengkap ini mengakibatkan beberapa orang Kristen mengira bahwa kalau mereka sudah menjadi liturgos, mereka sudah melayani Tuhan tanpa mengerti definisi, tujuan, dan cara melayani Tuhan yang benar. Hari ini, kita belajar prinsip melayani Tuhan dengan benar.
Seringkali seorang Kristen terjebak dalam dilema kedua hal ini. Sulit untuk membedakan keduanya ketika kita disibukkan dengan begitu banyak aktivitas, rutinitas dan tuntutan pelayanan. Melayani Tuhan menjadi begitu melelahkan dan menguras emosi.
Tetapi Tuhan Yesus justru mengajarkan hal yang jauh berbeda, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya." (Markus 10:43-44). Tuhan mengukur 'kebesaran' seseorang bukan berdasarkan status sosial
Tidak lama lagi Anda bekerja bagi Tuhan, dan suara yang harus Anda jawab pun akan berkata, "Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu.". Khotbah.org mempersembahkan renungan harian berjudul Meningkatkan Kesempatan untuk Melayani, diambil dari buku "Menjadi Seperti Yesus".
. 4 429 254 340 3 489 241 489
khotbah kristen melayani tuhan