Keduanyasaling terhubung dan bersatu yang melambangkan hubungan antara manusia yang harus saling terjaga, adil untuk laki-laki maupun perempuan dan juga beradab dengan saling meghormati satu sama lain. Yang mana hal tersebut sesuai dengan bunyi sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Nah, demikianlah jawabannya teman-teman. Tujuan Perhimpunan Indonesia – Perhimpunan Indonesia PI adalah sebuah organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah Indonesia sebagai nama organisasinya. Bahkan Perhimpunan Indonesia disebut sebagai pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia kancah internasional. Sebagai organisasi pergerakan nasional revolusioner, Indische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia dibentuk sebagai wadah perkumpulan para mahasiswa Indonesia yang berada di Belanda. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan waktu, nasionalisme Indonesia telah berkembang dan mendorong Perhimpunan Indonesia untuk mulai bergerak di bidang politik dengan mengusung tujuan untuk memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan berperang melawan fasisme. Bagaimana latar belakang terbentuknya Perhimpunan Indonesia? Apa tujuan Perhimpunan Indonesia berdiri? Agar lebih jelas, berikut penjelasan tentang tujuan Perhimpunan Indonesia atau Indische Vereeniging. Sejarah Berdirinya Perhimpunan IndonesiaTujuan Perhimpunan Indonesia DibentukPerkembangan Perhimpunan IndonesiaBuku Terkait Sejarah IndonesiaMateri Terkait Sejarah Indonesia Sejarah Berdirinya Perhimpunan Indonesia Sumber Perhimpunan Indonesia adalah suatu organisasi yang sifatnya sosial budaya dan digunakan untuk menjadi tempat saling bertukar pikiran tentang isu-isu yang terjadi di Indonesia saat itu. Organisasi Perhimpunan Indonesia diprakarsai oleh mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Belanda untuk menuntut ilmu yaitu Sutan Kasayangan dan Noto Suroto. Atas inisiatif dari kedua tokoh tersebut, maka pada 25 Oktober 1908 dibentuklah organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda dengan nama organisasi Indische Vereeniging. Organisasi ini membuka dan memberikan peluang besar bagi mahasiswa yang ingin bergabung sebagai anggota Perhimpunan Indonesia. Pada awalnya, Indische Vereeniging dibentuk sebagai organisasi mahasiswa biasa. Akan tetapi sejak masuknya tiga serangkai dalam organisasi ini yaitu Suwardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Douwes Dekker di tahun 1913, Indische Vereeniging mulai fokus pada ranah politik serta isu yang terjadi di Indonesia. Bergabungnya ketiga serangkai pada Indische Vereeniging sempat menimbulkan berbagai pertentangan pada internal organisasi ini. Noto Suroto menilai, bahwa Hindia Belanda Indonesia tidak memerlukan perlindungan dari pihak militer Belanda, akan tetapi bagi tiga serangkai, argumentasi dari Noto Suroto tidak dapat diterima. Sebab tiga serangkai beranggapan bahwa Indonesia masih membutuhkan bantuan untuk mendapatkan kemerdekaan dalam partisipasi politik serta pendidikan. Dengan berkembangnya nasionalisme, bangsa Indonesia kemudian mulai mampu merubah pandangan Indische Vereeniging tentang Indonesia yang dianggap membutuhkan pihak militer Belanda. Kemudian pada tahun 1916, terbitlah majalah berkala bernama Hindia Poetra yang tujuannya adalah untuk mempublikasi ide-ide nasionalis. Sebagai pelopor dari kemerdekaan Indonesia pada kancah internasional, Perhimpunan Indonesia telah mencetak sejarah unik sebagai organisasi dari anak bangsa pertama yang menggunakan istilah Indonesia pada nama organisasinya setelah melalui beberapa kali proses perubahan nama. Seperti yang diketahui, bahwa pada mulanya Perhimpunan Indonesia hadir dengan nama Indische Vereeniging, lalu nama organisasi ini berubah menjadi Indonesische Vereeniging setelah diadakan pertemuan di antara Perhimpunan Indonesia dengan partai politik besar di Indonesia yaitu Sarekat Islam dan Boedi Oetomo di Belanda. Pertemuan antara Perhimpunan Indonesia dengan partai politik tersebut banyak membahas agenda-agenda politik. Selama pertemuan, ada kejadian menarik di mana Soerjopoetro menggunakan kata Indoensiae Indonesia dan Indonesiers orang Indonesia selama pertemuan tersebut berlangsung. Momen menarik tersebut tertulis pada majalah Hindia Poetra Tahun 1917 dan dari tulisan tersebutlah kata Indonesia kemudian menjadi populer di kalangan mahasiswa sebagai kata pengganti Indie atau Hindia dan Inders atau orang Hindia yang dinilai dapat merendahkan bangsa Indonesia. Sejak mengalami perubahan nama menjadi Indonesische Vereeniging di tahun 1922, organisasi Perhimpunan Indonesia pun semakin memantapkan haluannya pada bidang politik. Sejak perubahan nama itu pula, untuk pertama kalinya kata Indonesische makna secara politis. Lalu pada tahun 1925, sejak Perhimpunan Indonesia dipimpin oleh Iwa Kusuma Sumantri, JB Sinatala, Sastromulyono, Mochammad Hatta dan D. Mangunkusumo, organisasi Indonesische Veneering kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Selain adanya perubahan nama, organisasi ini juga merubah pengurus dan membuat simbol baru yaitu merah yang artinya adalah penting. Simbol ini adalah untuk memperjelas identitas serta ideologi dari bangsa Indonesia, sekaligus untuk menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki kepribadiannya sendiri. Kemudian sejak Mohammad Hatta diangkat menjadi Voorzitter atau ketua Perhimpunan Indonesia pada tahun 1926 hingga 1930, organisasi ini mulai memperlihatkan adanya perubahan. Perhimpunan Indonesia kemudian lebih memperhatikan perkembangan perkembangan pada pergerakan nasional di Indonesia dengan memberikan banyak komentar pada media massa di Indonesia. Ketua umum Partai Komunis Indonesia yang pertama yaitu Semaun bahkan datang pada Hatta sebagai pimpinan Perhimpunan Indonesia untuk menawarkan pimpinan pada pergerakan nasional secara umum pada Perhimpunan Indonesia. Akan tetapi Hatta tidak menerima tawaran ini dan tawaran dibatalkan oleh Stalin. Sejak dipimpin oleh Hatta, Perhimpunan Indonesia semakin menggalakan rencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda. Sumber Tentu saja, Perhimpunan Indonesia dibentuk untuk mencapai suatu tujuan yang ingin diraih bersama dengan para anggotanya. Menurut laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud bahwa kegiatan politik yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Indonesia rupanya sangat menarik perhatian dunia internasional. Salah satu aksi yang paling dikenal dari agenda Perhimpunan Indonesia adalah manifesto politik yang dikeluarkan di tahun 1925. Kegiatan manifesto politik tersebut memiliki dampak yang cukup besar, hingga membuat pemerintah Belanda merasa terancam akan keberadaan organisasi Perhimpunan Indonesia. Sebab, tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa organisasi yang mulanya didirikan dengan mengusung sifat sosial justru berubah menjadi organisasi pergerakan nasional. Bahkan Perhimpunan Indonesia juga turut aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di dunia internasional. Dari perubahan nama organisasi ini saja yang menggunakan istilah Indonesia di dalamnya telah menunjukan sifat radikal yang menuntut agar Tanah Air Indonesia segera merdeka. Perubahan nama tidak hanya terjadi pada nama organisasi saja, akan tetapi juga pada majalah terbitan Perhimpunan Indonesia yang mulanya bernama Hindia Putra kemudian berubah nama menjadi Indonesia Merdeka dengan semboyan Indonesia merdeka, sekarang!’ Sifat organisasi Perhimpunan Indonesia pun turut mengalami perubahan yang cukup drastis, dari yang mulanya organisasi sosial berubah menjadi organisasi politik dan mengambil keputusan memegang prinsip non-kooperasi. Pada tahun 1923,Perhimpunan Indonesia mengeluarkan Deklarasi Perhimpunan Indonesia yang diterbitkan pada majalah Hindia Putra. Pada deklarasi tersebut, Perhimpunan Indonesia menggunakan kata Bangsa Indonesia yang menunjukan cita-cita dari Perhimpunan Indonesia untuk negara Indonesia sebagai negara baru yang merdeka. Kemudian pada tahun 1925, deklarasi tersebut berkembang dan menjadi manifesto politik. Sebab Perhimpunan Indonesia meyakini bahwa hanya kemerdekaan lah yang dapat mengembalikan harga diri bangsa Indonesia. Manifesto politik ini sempat membuat pihak Belanda merasa terancam, sebab tidak ada pihak yang menyangka bahwa organisasi Perhimpunan Indonesia yang mulanya adalah organisasi sosial berubah menjadi organisasi pergerakan nasional. Perkembangan teknologi media cetak serta jurnalisme memiliki peran penting dalam menyebarkan manifesto politik. Ide tersebut tentang persatuan, nasionalisme yang digagas oleh Perhimpunan Indonesia tidak hanya beredar di Belanda saja, akan tetapi juga beredar di Indonesia. Sebagai dampaknya, ide tersebut mempengaruhi organisasi pergerakan nasional di Indonesia. Pejuang kemerdekaan di Indonesia pun menjadi sadar, bahwa mereka adalah bangsa yang satu meskipun berbeda suku bangsa serta agama. Kesadaran inilah yang akhirnya memunculkan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Dari gerakan dan agenda yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Indonesia, dapat diketahui bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam rangka memperoleh pemerintahan Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap para rakyat Indonesia dan tidak termasuk Belanda. Berdasarkan tujuan tersebut, Iwa Kusuma Sumantri menyampaikan, bahwa ada tiga hal pokok yang merangkum tujuan Perhimpunan Indonesia, di antaranya adalah 1 Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri, 2 bangsa Indonesia harus bersatu melawan Belanda, 3 bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan serta kemampuan yang mereka miliki sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia melakukan beberapa kegiatan serta perlawanan. Selain perlawanan dengan manifesto politik yang cukup terkenal, Perhimpunan Indonesia juga ikut melawan Nazi. Sejak Hitler memiliki kekuasaan di Jerman pada tahun 1933, lalu Hitler menguasai Eropa dan menduduki Belanda di tahun 1940, Perhimpunan Indonesia turut menunjukan sifat radikalnya dengan mengajak para mahasiswa Indonesia untuk melawan fasisme. Pada masa tahun 1940-an, Perhimpunan Indonesia bersekutu dengan beberapa media asal Belanda seperti Vrij Nederland, Het Parool, De Waarheid, dan De Vrije Katheder untuk mencetak koran secara ilegal yang tujuannya adalah untuk melawan fasisme. Selain itu, Perhimpunan Indonesia juga aktif dalam kegiatan politik anti Nazi dengan merekrut, berkoordinasi dan mengarahkan para mahasiswa dengan ikut membagikan pamflet serta berupaya untuk melindungi orang-orang yang menjadi target serangan Nazi. Perhimpunan Indonesia menilai, bahwa kerjasama yang dilakukan dengan pihak Belanda adalah sebuah upaya untuk menyelamatkan kemanusiaan dari segala tindakan sadis Nazi. Selain itu, Perhimpunan Indonesia juga menilai bahwa kemerdekaan Indonesia dapat diraih apabila fasisme dapat diperangi. Akan tetapi ternyata usaha tersebut dienyahkan oleh pihak pemerintah Belanda begitu saja. Selain dengan mengupayakan kerjasama dengan Belanda, masalah krusial yang dihadapi oleh Perhimpunan Indonesia adalah bagaimana caranya untuk menyadarkan sesama bangsa Indonesia yang berada di Belanda untuk ikut serta dalam memerangi fasisme. Seruan ini sampai ke telinga para pelaut Indonesia yang saat itu bekerja di kapal perusahaan Belanda. Karena kekuasaan Jerman, banyak dari para pelaut yang menganggur, sehingga mereka menjadi target dari penyuluhan para mahasiswa Perhimpunan Indonesia. Sayangnya, ada beberapa anggota Perhimpunan Indonesia yang menjadi korban dari kekejaman Nazi, di antaranya adalah Djajeng Pratomo dan sang adik, Gondho yang menjadi pekerja paksa di kamp Dachau, akan tetapi pada akhirnya selamat. Selain itu ada tiga orang yang tewas di kamp dan satu orang tewas karena ditembak oleh polisi Nazi ketika sedang menyebarkan pamflet di Leiden yaitu Irawan Surjono. Perkembangan Perhimpunan Indonesia Sumber Aktivitas Perhimpunan Indonesia semakin meningkat ketika Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo ikut bergabung dalam kepengurusan Perhimpunan Indonesia. Keduanya menegaskan, bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia adalah Indonesia merdeka yang akan dicapai dengan aksi bersama. Mereka juga mendapatkan dukungan internasional dari negara lain, seperti Organisasi internasional seperti Liga Penentang Imperialisme, Liga Demokrasi Internasional dan penindasan kolonial, sehingga Perhimpunan Indonesia dapat aktif dalam kegiatan organisasi internasional yang menentang aktivitas para penjajah. Tidak hanya di Belanda dan di luar Belanda saja, organisasi Perhimpunan Indonesia juga memiliki pengaruh yang cukup besar di Indonesia. Banyak organisasi pergerakan nasional berdiri sebab mereka terinspirasi dari Perhimpunan Indonesia. Organisasi yang terinspirasi tersebut adalah Partai Nasional Indonesia PNI, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI dan Jong Indonesia Pemuda Indonesia. Meskipun perjuangan yang dilakukan oleh Perhimpunan Indonesia sifatnya adalah internasional, akan tetapi dampak yang dirasakan dalam lingkup nasional di tanah air. Sejak bergabungnya Mohammad Hatta dalam Perhimpunan Indonesia PI, ia juga berhasil merangsang para rekan intelektual yang lain serta menumbuhkan semangat nasionalisme untuk ikut menentang penjajahan pada Belanda. Sikap politik dari PI yang cukup radikal kemudian dapat dilihat melalui usaha-usahanya seperti berikut ini. Perhimpunan Indonesia harus membuka mata rakyat Belanda, bahwa pemerintahan kolonial bersikap sangat ofensif. Perhimpunan Indonesia juga harus meyakinkan rakyat Indonesia mengenai kebenaran dari perjuangan kaum nasionalis. Mengembangkan ideologi yang bebas serta kuat yang berada di luar pembatasan Islam dan komunis. Menyadarkan para mahasiswa, agar mereka memiliki komitmen yang cukup bulat akan persatuan dan kemerdekaan Indonesia, menyadarkan para mahasiswa untuk ikut bertanggung jawab untuk memimpin rakyat dalam melawan para penjajah. Kegiatan utama PI dalam bidang politik adalah menyebarluaskan semangat persatuan nasional yang bertujuan untuk menentang penjajahan Belanda. Penyebarluasan rasa semangat tersebut dapat dilakukan oleh PI melalui majalahnya yaitu Hindia Putra atau Indonesia Merdeka. Tentu saja, perjuangan politik yang dilakukan oleh Perhimpunan Indonesia tidak terbatas hanya di Belanda saja akan tetapi juga di internasional. Contohnya seperti Kongres Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial yang diadakan di Paris diikuti oleh para tokoh PI pada Agustus tahun 1926. Pada kongres yang dihadiri oleh tokoh PI, kongres ikut menyokong perjuangan dari PI untuk mencapai Indonesia merdeka. Karena agenda-agenda politik tersebut, beberapa tokoh PI kemudian ditangkap karena menentang penjajahan Belanda dengan cukup keras. Beberapa tokoh yang ditangkap adalah Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Ali Sastroamidjojo dan Abdul Madjid Djojodiningrat. Keempat tokoh tersebut dituntut di muka pengadilan di Den Haag pada tahun 1928 dan dibebaskan karena tidak ada bukti yang cukup. PI memiliki peranan penting dalam pergerakan di Indonesia. Pertama, Perhimpunan Indonesia berperan sebagai pendobrak psikologis serta kekuasaan dengan sistem kolonial. Kemudian kedua, PI juga memiliki peran sebagai ideologi sekuler yang mendorong rasa semangat dalam kebangsaan. Peran PI yang ketiga adalah sebagai penyatu unsur golongan dalam organisasi. Keempat, Perhimpunan Indonesia adalah organisasi pertama yang menggunakan kata Indonesia sebagai nama organisasi penamaan tersebut adalah wujud pengembangan jati diri nasional bangsa Indonesia. Terakhir, Perhimpunan Indonesia adalah organisasi kebangsaan yang orisinal ketika membuat ideologi Indonesia untuk segera merdeka dan mandiri. Itulah penjelasan tentang tujuan Perhimpunan Indonesia yang menjadi manifesto politik dan berhasil membuat pemerintah Belanda merasa khawatir dengan pergerakan dari organisasi PI ini. Apabila Grameds ingin mempelajari organisasi-organisasi pergerakan bangsa Indonesia yang lain, seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia dan lainnya, maka Grameds bisa mempelajarinya dengan membaca buku yang tersedia di Penulis Khansa Baca juga ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

PerhimpunanIndonesia Indische Vereeniging. Perhimpunan Indonesia didirikan tahun 1908 oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Mereka antara lain: R.P Sosrokartono, R. Hoesein Djajadiningrat, R.N Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Pada mulanya Perhimpunan Indonesia

- Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI adalah perkumpulan dari para mahasiswa di Jakarta dan Bandung yang terbentuk sebelum Sumpah Pemuda. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia didirikan pada tahun 1926, tepatnya pada bulan September. Organisasi inilah yang menjadi penggagas dilaksanakannya Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928, yang menghasilkan Sumpah sejarah singkat PPPI. Baca juga Tujuan Sumpah Pemuda Kenapa PPPI dibentuk? Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI sebenarnya telah ada sejak PPPI baru diresmikan pada September 1926 di Jakarta, guna mewujudkan persatuan di kalangan para pemuda. PPPI dibentuk oleh beberapa mahasiswa Rechtshoogeschool sekolah tinggi hukum dan Stovia sekolah kedokteran, seperti Soegondo Djojopoespito, Suwiryo, Sigit, Suryono, dan Susalit. Tujuan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mencapai kemakmuran bangsa melalui pemerataan hak serta ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, PPPI menginginkan adanya persatuan di kalangan pemuda, sehingga paham kedaerahan dapat dihilangkan. Sejak awal pembentukannya, PPPI berupaya menyatukan berbagai organisasi kepemudaan melalui fusi.
Pemrakarsanyaadalah Sutan Kasajangan Soripada dan R.M. Nato Soeroto. Pada awalnya bernama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia), dengan tujuan memperjuangkan kepentingan orang Indonesia yang ada di Belanda. Oleh karena itu, awalnya organisasi ini lebih banyak bergerak dalam bidang sosial-budaya. Mau dijawab kurang dari 3 menit?
Anggota Perhimpunan Republic of indonesia, sekira tahun 1924-1927. KITLV. Perhimpunan Indonesia menempati posisi unik dalam sejarah. Ia adalah perkumpulan anak bangsa yang pertama kali menyandang nama Indonesia untuk menunjukkan aspirasi kemerdekaan. Perhimpunan Indonesia 1924, semula bernama Indische Vereeniging dan didirikan pada 1908, mulanya perkumpulan mahasiswa biasa. Namun ia berubah jadi radikal sejak Nazi-Hitler berkuasa di Jerman pada 1933, kemudian menggetarkan Eropa, dan menduduki Belanda pada 1940. Perhimpunan Indonesia berkembang menjadi organ politik yang gigih dan efektif. Ia menggalang mahasiswa-mahasiswa Indonesia agar bersatu melawan fasisme. Sepanjang kurun menuju 1940, mereka bersekutu dengan kelompok-kelompok perlawanan Belanda di sekitar media Vrij Nederland, De Waarheid, Het Parool, dan De Vrije Katheder, membantu mencetak koran-koran tersebut secara ilegal, karena mereka bertekad menempatkan perjuangan melawan fasisme sebagai agenda utama. Pada akhir 1930-an hingga 1940-an, Perhimpunan Republic of indonesia aktif dalam kegiatan politik kaum perlawanan anti-Nazi mengerahkan, merekrut, dan mengorganisasi sesama mahasiswa, menyebarkan pamflet, serta melindungi dan menyembunyikan orang-orang yang menjadi sasaran Nazi –kaum Yahudi dan lain-lain. Dalam edisi khusus Jubileum HUT ke-xxx majalah Indonesia Merdeka, pimpinan Perhimpunan Indonesia menyatakan “Agresi fasis tahun-tahun belakangan ini mengancam Belanda maupun Indonesia. Dalam kondisi itu kerjasama antara rakyat Indonesia dengan gerakan nasionalnya dan Belanda yang demokratis, atas dasar kesetaraan dan saling-menghargai, merupakan satu-satunya jalan untuk membebaskan kedua rakyat negeri tersebut dari bahaya yang mengancam mereka. Karena rakyat tidak dapat memenuhi kewajibannya tanpa adanya hak-hak demokratis mereka, maka Perhimpunan Indonesia bercita-cita menuju perombakan yang demokratis berdasarkan kesetaraan di bidang ekonomi, politik dan militer.” Jadi, Perhimpunan Indonesia memandang kerjasama kedua bangsa dan rakyat Belanda dan Indonesia sebagai kerjasama “menyelamatkan kemanusiaan” dari kekejaman Nazi. Dengan demikian, Perhimpunan Republic of indonesia menunjuk bahwa tujuan “Indonesia merdeka” hanya dapat dicapai dengan memerangi fasisme. Namun seruan Perhimpunan Indonesia mengenai kerjasama itu ditampik begitu saja oleh pemerintah Belanda. Maka, bagi Perhimpunan Indonesia, masalah yang utama adalah menyadarkan sesama Republic of indonesia di Belanda maupun di Indonesia agar terlibat dalam perjuangan melawan fasisme. Seruan ini bukan hanya ditujukan kepada para mahasiswa Indonesia yang kebanyakan berada di Leiden, kota yang menjadi markas Perhimpunan Indonesia, tetapi juga pelaut-pelaut Indonesia yang bekerja pada perusahaan-perusahaan kapal Belanda di Rotterdam. Akibat pendudukan Jerman, pekerja Indonesia di perusahaan Rotterdamse Lloyd menganggur dan mereka inilah yang mendapat penyuluhan politik oleh para mahasiswa dari Perhimpunan Indonesia cabang Rotterdam. Paling kurang lima anggota Perhimpunan Republic of indonesia menjadi korban Nazi Djajeng Pratomo dan adiknya, Gondho, jadi pekerja-paksa di kamp Dachau meski akhirnya selamat; tiga orang tewas di kamp; dan Irawan Surjono tewas ditembak polisi Nazi SS ketika mengangkut pamflet di Leiden. Sementara itu, Perhimpunan Indonesia juga cemas akan simpati yang berkembang di Indonesia terhadap peran Jepang. Menurut pimpinan Perhimpunan Republic of indonesia, rakyat Indonesia harus menyadari bahwa industrialisasi yang dijalankan Jepang berarti pula ekspansi kekuatan fasis ke selatan, termasuk Indonesia. Karena itu, isu tentang hubungan Sukarno dengan tentara pendudukan Jepang menimbulkan dilema. Djajeng dalam hal ini masih mempercayai Sukarno, karena dia menyadari bahwa Belanda berkepentingan untuk mendiskreditkan pemimpin Indonesia sebagai “boneka Jepang”. Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Perhimpunan Republic of indonesia memutuskan bahwa sebagian besar anggotanya kembali ke tanah air; belakangan sebagian dari mereka tewas menyusul Peristiwa Madiun 1948. Sebagian lainnya, termasuk Djajeng, tetap berada di Belanda untuk memimpin majalah Perhimpunan Indonesia, yang berganti nama menjadi Indonesie, dan melanjutkan kegiatan politik. Djajeng sempat bertugas mewakili Kementerian Penerangan Republik Republic of indonesia di Belanda. Dengan riwayatnya yang heroik sekaligus bersetiakawan internasional, perjalanan Perhimpunan Republic of indonesia selaku wahana politik Republic of indonesia mencerminkan sebuah era yang sarat perubahan dan tantangan key –bagi Eropa maupun bagi Republic of indonesia sebagai suatu bangsa baru.
Menyatakandengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan pada perusahaan di PT. Telkom Indonesia cabang Bandar Lampung" merupakan hasil karya peneliti dan bukan plagiasi dari karya orang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiasi,
Jakarta - Perhimpunan Indonesia adalah perubahan nama dari Indische Vereeniging. Organisasi pergerakan Nasional itu bukan hanya berdiri di Indonesia, melainkan juga di Negara itu banyak mahasiswa Indonesia serta orang-orang Belanda yang menaruh perhatian pada nasib Hindia Belanda, mendorong terbentuknya organisasi pergerakan nasional di Negeri Indische VereenigingPada 1908, terbentuklah perhimpunan Hindia Indische Vereeniging yang merupakan organisasi perhimpunan mahasiswa Indonesia di Vereeniging dipelopori oleh Noto Soeroto dan Sutan Kasayangan. Mulanya Indische Vereeniging merupakan organisasi mahasiswa bersifat sosial-budaya yang menaungi para pemuda Indonesia di negeri berawal dari sebuah perkumpulan sederhana, namun pendirian Indische Vereeniging ini memiliki arti penting, yaitu;1. Indische Vereeniging membuka pintu keanggotaan bagi seluruh mahasiswa Indonesia di Indische Vereeniging bukanlah perkumpulan biasa, karena dalam pasal kedua Anggaran Dasar Indische Vereeniging jelas disebutkan "memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari Indiers di negeri Belanda dan mengadakan hubungan dengan Hindia Belanda".Menerbitkan Majalah Hindia PoetraSalah satu perjuangan Indische Vereeniging saat itu ialah dengan menerbitkan buletin yang diberi nama Hindia Poetra. Ide nasionalis yang dibawa oleh Suwardi mampu menumbuhkan keinginan untuk mengadakan 1916 terbitlah majalah berkala Hindia Poetra, tetapi isinya tidak sama sekali memuat tulisan politik. Untuk menunjukkan sikap nasionalismenya, pengurus organisasi ini kemudian mengubah nama majalah Hindia Poetra dengan Indonesia pada tanggal 14 April 1917, Indische Vereeniging mengadakan pertemuan dengan partai politik Indonesia seperti Sarekat Islam dan Boedi Oetomo di pertemuan tersebut melibatkan partai politik maka sebagian besar diskusi mengandung unsur politis. Terdapat sebuah fakta menarik yaitu digunakannya kata Indonesie Indonesia dan Indonesiers orang Indonesia oleh Soerjopoetro selama pertemuan ini secara jelas dituliskan dalam majalah Hindia Poetra No. 9 tahun 1917. Kemudian kata tersebut menjadi populer di kalangan mahasiswa sebagai kata pengganti Indie Hindia dan Indiers orang Hindia yang sangat merendahkan kedudukan orang karena itu, pada tahun 1922, organisasi tersebut berubah menjadi Indonesische Vereeniging. Dengan demikian penggunaan kata Indonesia secara politis mulai dipakai sejak tahun 1922, untuk menggantikan nama 'Hindia Belanda'.Sejak berubah menjadi Indonesische Vereeniging tahun 1922, organisasi Indonesische Vereeniging semakin berhaluan politik. Untuk pertama kali kata Indonesische dimaknai secara Nama dengan Memakai Istilah "Indonesia"Selama pendiriannya saat itu, Indische Vereeniging mengalami 2 kali pergantian nama organisasi. Indonesische Vereeniging pada tahun 1922 dan Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925 di bawah pimpinan Iwa Kusuma pada 3 Februari 1925, organisasi Indische Vereeniging berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Tujuannya agar mempertegas prinsip perjuangan organisasi terpilihnya Iwa Kusuma Sumantri sebagai ketua yang baru pada 1923, sifat perjuangan politik organisasi semakin kuat. Pemberontakan Perhimpunan Indonesia yang paling fenomenal pada 1925 yang dikenal dengan manifesto penggunaan nama Indonesia memiliki arti penting. Pertama, untuk menunjukkan identitas bangsa, bahwa di suatu tempat di atas muka bumi ini ada sebuah bangsa bernama Indonesia. Kedua, bangsa Indonesia memiliki kepribadian sendiri, tidak dapat disamakan dengan kepribadian bangsa Belanda. Ketiga, kata Indonesia menunjukkan tujuan ke arah pembentukan negara nasional yang lebih Pokok Perhimpunan IndonesiaSementara itu, dalam rapat umum 1923, organisasi ini menegaskan tiga asas pokok Perhimpunan Indonesia yaitu;1. Indonesia menentukan nasib sendiri2. Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemauan sendiri3. Untuk melawan pemerintah kolonial Belanda, bangsa Indonesia harus bersatu. Simak Video "Permintaan Maaf Belanda Atas Perbudakan Selama 250 Tahun" [GambasVideo 20detik] faz/faz
Dengandemikian penggunaan kata Indonesia secara politis mulai dipakai sejak tahun 1922, untuk menggantikan nama 'Hindia Belanda'. Sejak berubahnya nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging tahun 1922, organisasi Indonesische Vereeniging semakin berhaluan politik. Untuk pertama kali kata Indonesische dimaknai secara politis. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato. Sejak Cipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat Ki Hajar Dewantara masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik. Perhimpunan Indonesia [sunting sunting sumber] Akhir organisasi dan dikuasai komunis [sunting sunting sumber] Dipimpin Mohammad Hatta [sunting sunting sumber] Rujukan [sunting sunting sumber] Pranala luar [sunting sunting sumber] Jelaskan Hubungan Antara Indische Vereeniging Dan Pppi Perhimpunan Indonesia [sunting sunting sumber] Semula, gagasan nama Indonesisch Indonesia diperkenalkan sebagai pengganti indisch Hindia oleh Prof Cornelis van Vollenhoven 1917. Sejalan dengan itu, inlander pribumi diganti dengan indonesiër orang Indonesia[1]Lihat Sejarah nama Indonesia. Pada September 1922, saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu istilah “Indonesier” dan kata sifat “Indonesich” sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. Para anggota Indonesische juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani.[2] Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, Indonesische mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. Tahun 1924, saat M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka. Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia PI. Hatta menjadi Voorzitter Ketua PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930, sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda. Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold Mononutu, Mr. Dr. Mohamad Nazif, Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono, Abdulmadjid Djojoadiningrat, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, Wreksodiningrat, Soedibjo Wirjowerdojo dll. Akhir organisasi dan dikuasai komunis [sunting sunting sumber] Dipimpin Mohammad Hatta [sunting sunting sumber] Pada 1926, Mohammad Hatta diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische Vereeniging.[3] Di bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di Indonesia dengan memberikan banyak komentar di media massa di Indonesia.[4] Semaun dari PKI datang kepada Hatta sebagai pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum kepada PI.[4] Stalin membatalkan keinginan Semaun dan sebelumnya Hatta memang belum bisa percaya pada PKI.[5] Pada masa kepemimpinannya, majalah PI, yakni Indonesia Merdeka banyak disita pihak kepolisian, maka masuknya majalah ini dengan cara penyelundupan.[6] Rujukan [sunting sunting sumber] ^ Revitalisasi Keindonesiaan [ pranala nonaktif permanen ] , Kompas 28 Oktober 2005 ^ Majalah Tempo, Edisi Khusus 80 Tahun Sumpah Pemuda, 27 Oktober 2008 ^ Noer 2012, hlm. 21. ^ a b Noer 2012, hlm. 19. ^ Noer 2012, hlm. 19-20. ^ Noer 2012, hlm. 23-24. Bacaan Noer, Deliar 2012. Jaap Erkelens, ed. Mohammad HattaHati Nurani Bangsa. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. ISBN ISBN 978-979-709-633-5. Pranala luar [sunting sunting sumber] Indonesia Kemandirian, Dasar Martabat Bangsa IndischeVereeninging merupakan organisasi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Belanda yang didirikan oleh R.N. Noto Suroto pada tahun 1908. Kemudian pada 1922 ketika nasionalisme Indonesia berkembang, Indische Vereeniging mengubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). - Perhimpunan Indonesia PI merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan Indonesia PI diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, adalah para pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di negeri Belanda. Baca juga Pergerakan Nasional di Indonesia, Diawali Organisasi Budi Utomo Sejarah Perhimpunan Indonesia Dilansir Encyclopaedia Britannica 2015, organisasi pergerakan nasional tersebut awalnya berdiri bernama Indische pada 1922 ketika nasionalisme Indonesia berkembang, Indische Vereeniging mengubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia PI. Perhimpunan Indonesia merupakan pelopor gerakan nasionalis Indonesia yang mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi politik pertama yang menggunakan istilah "Indonesia" di dalam namanya. Ide-ide tersebut dipengaruhi oleh ide sosialis dan Mohandas Mahatman Gandhi di India tentang pembangkangan sipil tanpa kekerasan. Saat Perhimpunan Indonesia kembali ke Indonesia, mereka aktif dalam studi dan akhirnya di partai politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. . 104 113 189 130 439 182 134 105

jelaskan hubungan antara indische vereeniging dan pppi